KASUS
:
Pada
tanggal 6 agustus 2014 an R 12
tahun dibawa h kerumah sakit oleh ayahnya tn.w 45 tahun dengan kondisi pasien
TD,90/70 mmHg ,N.70X /menit ,P.20X/menit
S.37,1 ˚c.Dan mulai timbul keluhan kesakitan sejak 2 hari yang lalu pada
daerah kepala dengan keluhan utama klien mengatakan demam disertai sakit
kepala,mual,tiap kali makan dan muntah – muntah 3x sehari...
PENGGUNAAN
BAHASA
Teknik komunikasi yang dilakukan
pada pasien
Perawat
: assalamualaikum pak selamat siang, perkenalkan nama saya ratna saya
perawat yang bertugas hari ini di
ruangan ini , sebelumnya anak bapak keadanya bagimana ?
Tuan w : 2 hari yang lalu anak saya membeli makanan di
pinggir jalan setelah itu anak saya mengalmi demam tinggi pada sore dan malam hari pada paginya sudah merasa baikan namun ketika
menjelang malam dia merasa demam .
Perawat :obat apa yang diberikan sama anaknya pak dan keluhan apa yang dirasakan pada anak
bapak ?
Tuan w: parasitamol sus, keluhannya demam,sakit kepala
,mual tiap kali makan , muntah-muntah 2x sehari
Perawat : baik pak saya akan mengimfus anak bapak
kemudian akan saya beri obat .
Tuan w: ya sus
Perawat : baik pak saya akan memberi obat anti biotica
golongan chioramphenikkol ,thiamphenikol,chioflaxacin .
Pasien : sus saya tidak mau minum obat , obatnya pahit
sus ..
Perawat: adik obat ini tidak pahit,adik harus minum
obat supaya cepat sembuh,
Pasien : iya sus saya akan minum obatnya,,
Perawat : iya dik terima kasih atas partisipasinya
,semoga cepat sembuh ya dik,minum obatnya yang teratur yaa,
ARGUMENTASI
-PENGERTIAN
Tipes
adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah
yan disebabkan olh kuman salmonella paratyphi A,B dan C, selain ini dapat
menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septicemia (tidak menyerang
usus)
Kuman
tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak kemudian
menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk kedalam pembuluh darah dalam
waktu 24-72 jam. Kemudian kembali ke pembuluh darah yang menimbulkan berbagai
klinis.
-ETIOLOGI
Penyakit
tipes bias menyerang manusia mulai dari balita hingga dewasa, sebab sumber
penyebab tipes krap kali disebabkan oleh kurang adanya perhatian terhadap
kebersihan sehingga virus atau bakteri penyebab tipes dengan leluasa berkmbang
pada tempat-tempat seperti kotoran juga bekas air cucian gelas, sendok, pirig
dan lannya dengan kondisi air yang yang tidak diganti dengan keadaan tangan
yang selalu kotor.
Penyebab
penyakit tipes pada umumnya terdapat pada makanan yang sudah basi, daging
mentah.maupun kotoran bakteri masuk dalam perut karena tertelan lewat makanan
atau minuman yang sudah tercemar, kemudian bersarang di usus halus dan
menggoroti dinding usus seperti yang menyebabkan usus bisa terluka dan
sewaktu-waktu tukak tipus bias jebol dan usus bolong dan mengakibatkan
pendarahan
Penularan
penyakit tipes kebanyakan terjadi melalui kotoran yang terdapat banyak kuman,
termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan reptile, sumber
daging unggas yang kurang matang , telur, melalui anjng, kucing, makanan dan
minumn tercemar juga orang sehat tetapi membawa kuman (carrier) atau jga bisa
dari air kencing dan penderita tipes
1. Gejala
Gejala
yang dialami penderita tipes dapat diuraikan menjadi berikut ini :
a. Panas
badan yang semakin hari semakin tinggi , terutama pada sore dan malam hari
terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan continue.umunya
paginya sdah merasa baikan namun ketika menjelang malam kondisi mulai menurun
lagi.
b. Pada
fase awal timbul gejala lemah, sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa tidak
enak di perut sembelit atau terkadang sulit buang air besar dan diare.
c. Pada
keadaan yang berat penderita bertmbah sakit dan kesadaran mulai menurun
2. Pencegahan
Penyakit tipes dapat ditularkan melalui makanan dan
minuman yang tecemar dengan kuman tipes salmonella typhosa, kotoran, atau air
kencing dari penderita tipes
Hindari
jajanan pinggir jalan terlebih dahulu
atau telur ayam yang dimasak setengah mtang pada kulitnya tercemar tinja ayam
yang mengandung bakteri tipes.
Untuk
mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kni sudah ada vaksin tipes
atau tifoid yang disuntikkan atau secara umum obat dan dapat melindungi
seseorang dalam waktu 3 tahun mintalah dokter anda memberikan imunisasi
tersebut.
3. Pengobatan
Penyakit ini tidak terlalu parah namun sangat dapat
mengganggu aktivitas kita yang sangat dibutuhkan adlah istrahat total selama
beberapa minggu bahkan bulan. Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah
baring diet rendah serat tinggi kalori dan protein, obat-obattan yang berupa
antibiotika. Obat untuk penyakit tipes adalah antibiotika golongan
chiorampherikol, thiampherikol, chiofloxacin dll. Yang diberikan selama 7-10
hari lamanya, pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yang diberika
dokter. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah redah selama 3-4
hari minum obat. Obat harus diminum sampai (7-10 hari) bila tidak , maka
bakteri yang ada didalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh
lagi.
4. Cirri-ciri
umum penyakit tipes
a. Demam
denagn panas yang semakin lama semakin tinggi, gejala ini biasa terjadi pada
minggu ke 2 dan ke 3 selama 7-10 hari dan baru turun perlahan-lahan pada minggu
ke 4.
b. Selama
demam tinggi penderita sering mengigau dan ingatannya menurun atau tidak dapat
berfikir secara jelas
c. Hilangnya
nafsu makan, sehingg menyebabkan badan terasa lemas dan berat badan berkurang
d. Otot
terasa nyeri
e. Buang
air besar tidak teratur sembelit dan diare
f. Sakit
kepala yang hebat menggigil dan keluar keringat dingin
g. Mual
dan muntah-muntah dan perut terasa sakit
h. Batuk
dan peradangan pada cabang tenggorokan
i.
timbul beberapa timbul beberapa berck kecil berwarna
merah dadu didaerah dada dan perut
-PATOFISIOLOGI
Semua
spesies salmonella patogen ditelan oleh selfgosit ,yang kemudian masuk melalui
mukosa dan kemakrofag dalam lamina propria .nontyphoidal salomonella merupakan
fagosit ilium distal dan kolon .dengan respetor tl seperti (TLR) -5 dan TLR -4
/ MD2/CD-14 kompleks , magrofag mengenali pola molekuler pathogen .asosiasi
(PAMPS) seperti flagella dan lipopolysaccharides mgrofag dan sel epitel usus
kemudian menarik sel T dan neutrofl dengan nterleukin 8 (IL-8) ,menyebabkan
imflamasi dan menekan infeksi.
Berbeda
dengan salmonella nontypholdal,S thypi masuk kesistem host terutama melalui
ilium distal .styphi yang berperan pada
fimbriare masuk kejaringan limfoid di ilium (payer patch) ,titik relay utama
untuk makrofag dari usus kedalam system limptik .S typhi mmpunyai antigen vi
kapsuler yang merupakan mask pamps ,yang menghindari imflamasi neutrofil
bakteri kemudian memicu magrofag tuan rumah mereka untuk menarik lebih banyak
macrophages.
Magrofag
seluler merp mesin nt reprodusi mereka seperti yang dilakukan melalui kelenjar
getah bening mesenterika keduktus toraks dan limfatik dan kemudian masuk
melalui jaringan retikuloendotelial hati,limpa,sumsum tulang ,dan kelejar getah
bening . sesampai disana bakteri Styphi berdiam diri dan terus berkembang biak
sampai beberapa batas ambang. Kritis tercapai. Setelah itu, bakteri menginduksi
apoptosis makrofag , pecah kedalam
aliran darah untuk menyerang tubuh .
Kantung
empedu tersebut kemudian terinfeki karena bakteremia atau peluasan langsung
dari S typhy empedu yang terinfeksi ,
hasilnya adalah bahwa organisme kembali memasuki saluran perencanaan dalam
empedu dan mengnfeksi ulang tuan rumah biasanya tersimpan dan kemudian
menginfeksi hosts.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
Menurut kami apabila pasien yang terkena tipes atau
terkena infeksi bakteri pada usus halus
yang harus diperhatikan adalah menjaga
pola hidup sehat dan pola makan yang dijaga agar tidak mudah terkena penyakit
tipes .
Pengkajian
Kebutuhan Dasar
A.
Kebutuhan
nutrisi
TB
: 139 cm
BB
:
-INJEKSI
TONIT 1 AMP 1V/12 JAM SEBELUM
SAKIT : 30 KG
- SELAMA SAKIT :29 KG
KEBIASAAN MAKAN : 3X / SEHARI SECARA TIDAK TERATUR
KELUHAN SAAT INI :
- KLIEN MENGATAKAN DEMAM
-KLIEN MENGATAKAN SAKIT KEPALA
-KLIEN MENGATAKAN MUAL TIAP KALI MAKAN
-KLIEN MENGATAKAN MUNTAH 2 KALI
TERPASANG
INFUS : -DIMULAI TANGGAL 6/8/2014
-JENIS
CAIRAN RL 500 ML
PORSI
MAKAN YANG DIHABISKAN: -KLIEN MENGATAKAN 1 PORSI MAKAN
-KLIEN MENGHABISKAN 2 SENDOK MAKAN
TERAPI
YANG DIRESEPKAN
-INJEKSI
RANITIDIN 1 AMP 1V/12 JAM
-OBAT
ORAL
ANTASIDA
B6
KLASIFIKASI
DATA
A.DATA
SUBJEKTIF:
-KLIEN MENGATAKAN DEMAM
-KLIEN MENGATAKAN SAKIT KEPALA
-KLIEN MENGATAKAN MUAL TIAP KALI
MAKAN
-KLIEN MENGATAKAN MUNTAH 2 KALI
B.DATA
OBJEKTIF:
-KU LEMAH
-PORSI MAKAN YANG DIHABISKAN 2
SENDOK
-BB TURUN 2 KG
-ttv : td : 90/70 mmhg
S : 3,1 ˚c
N : 64 x /m
P : 20
x /m
-konjungtiva nampak pucat
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.
NUTRISI
kirang dari kebutuhan b/d dengan intake yang kurang, d tandai gengan :
DS - klien mengatakan tidak
napsu makan
-klien mengatakan mual tiap kali makan
-klien mengatakan munta 2x
DO
–ku : lemah
-porsi makan yang dihabiskan dua sendok
-BB turun 2 kg
-TTV : TD : 90/70 mmHg
N :64 X/m
S :37,1 ˚c
P :20x/m
INTERVERENSI
KEPERAWATAN
no
|
Diagnosa keperawatan
|
Tujuan
dan kriteria hasil
|
Interverensi
|
Rasional
|
1
|
Nutrisi b/d integ yang kurang ditandai
dengan
Ds
: klien mengatakan demam
Ds
: -ku : lemah
-TTV : TD :90/70
S :37,1 ˚c
P :20x/m
N :64x/m
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8 jam ,klien mampu memenuhi kebutuhan
nutrisinya dengan kriteria hasil
-
Demam
mulai turun sampai dengan hilang .
|
1.Kaji status
nutrisi klien .
2.memberikan
makanan dalam porsi kecil tapi sering .
3. menganjurkan
pada keluarga untuk memperhatikan
asupan nutrisi .
4.kolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat
- antasida
-b6
|
1.
untuk mengetahui perubahan dan perkembangan nutrisi pasien .
2.untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi klien .
3.untuk
mempertahankan asupan nutrisi
4.
-antasida membantu menetralkan asam lambung .
- b6 membantu dalam mencegah masalah
sirkulasi darah
|
IMPLEMENTASI
DAN EVALUASI
No.
|
Hari/TANGGAL
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
1.
|
Rabu/ 06-08-08.00
09.00
|
1. Pengkajian status nutrisi klien
hasil: terjadi penurunan asupan nutrisi
2. Memberikan pasien makan dalam
porsi kecil tapi sering. hasil: klien makan 3-4 sendok tiap ½ 1 jam
Mengabsorbsi dengan dokter dalam pemberian obat :
antasida, B6 hasil:klien menerima tindakan
|
S : klien
mengatakan masih mual dan muntah 2x
O : klien
menghabiskan 3-4 sendok makan
A : masalah belum
teratasi
P :
intervensi di lanjutkan
|
Intervensi
dan implementasi
a.
peningkatan
suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salimonella tyhi
tujuan
:
suhu tubuh normal / terkontrol
kriteria
hasil :
1.
pasien
melaporkan peningkatan suhu tubuh
2.
mencari
pertolonggan untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh.
3.
Turgor
kulit membaik
Intervensi;
1.
Berikan
penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh
Rasional;
Agar klien dan
keluarga m,mengetahui sebab peningkatan suhu tubuh dan membantu menguranggi
kecemasan yang timbul
2.
Anjurkan
klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringgat
Rasional;
Untuk menjaga agar
klien merasa nyaman, pakaian tipis akan memantu mengurangi penguapan tubuh
3.
Batasi
penggunjung
Rasional;
Agar klien merasa
tenang dan udara dalam ruanggan tidak merasa panas
4.
Observasi
TTV tiap 4 jam sekali
Rasional;
Tanda-tanda vital merupakan
acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien 2,5 liter / 24 jam
5.
Memberikan
kompres air hangat
Rasional; untuk
membantu penurunan suhu tubuh
b.
Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, berhubunggan dengan
anoreksia.
Tujuan;
pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat kriteria hasil
1.
Nafsu
makan meningkat
2.
Pasien
mampu menghabiskan makanan dengan porsi yang diberikan
Intervensi;
1.
Jelaskan
pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan / nutrisi
Rasional;
Untuk meningkatkan
pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat .
2.
Timbang
berat badan klien setiap 2 hari.
Rasional;
Untuk mengetahui
peningkatan dan penurunan berat badan.
3.
Beri
nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat,tidak merangsang,
maupun menimbuljan banyak gas dan dihidangkan masih hangat.
Rasionali:
untuk meningkatkan
asupan makanan karena midah ditelan.
4.
Beri
makan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional:
Untuk menghindari
mual dan muntah
c.
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelemahan/ bed rest
Tujua:pasien
bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari / AKS optimal
Kriteria
hasili ;
1.
Kebutuhan
personal terpenuhi
2.
Dapat
melakukan gerakan yang bermanfaat bagi tubuh memenuhi AKS dengan tehnik
penghematan energi
Intervensi;
1.
Beri
motifasi pada pasien dan keluarga untuk melakukan mobilisasi sebatas
kemampuan misalnya; miring kanan miring
kiri
Rasional;
Agar pasin dan
keluarga memngetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest
2.
Kaji
kemampuan pasien dalam beraktifitas /makan, minum
Rasional;
Untuk mengetahui
sejauh mana kelemahan yang terjadi.
3.
Dekatkan
keperluan pasien dalam jangkauanya
Rasional;
Untuk mempermudah
pasien dalam melakukan aktivitas
4.
Berikan
latihan mobilisi secara bertahap sesudah demam hilang
Rasional;
Untuk menghindari
kekuatan sendi dan mencegah adadanya dekubitus
d.
Gangguan
keseimbangan cairan(kurang dari kebutuhan )berhubungan dengan cairan yang
berlebihan (diare/muntah). Tujuan; tidak terjadi gangguan keseimbanggan cairan
Kriteria
hasil ;
1.
Turgor
kulit meningkat.
2.
Wajah
tidak nampak pucat
Intervensi;
1.
Berikan
penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga.
Rasional;
Untuk mempermudah
pemberian cairan (minum)pada pasien.
2.
Observasi
pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional;
Untuk mengetahui
keseimbangan cairan 2,5 liter / 24 jam
3.
Anjurkan
pasien untuk banyak minum
Rasional;
Untuk memenuhi
kebutuhan cairan
4.
Observasi
kelancaran tetesan infus
Rasional;
Untuk pemenuhan
kebutuhan cairan dan mencegah adanya ODM
5.
Kolaborasi
dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral)
Rasional;
Untuk pemenuhan kebutuhan cairan
yang tidak terpenuhi
Evaluasi
Dari
hasil intervensi diatas , evaluasi yang di harapkan;
a.
Suhu
tubuh normal (36˚c) atau terkontrol
b.
Pasien
mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi
adekuat
c.
Pasien
bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari optimal
d.
Kebutuhan
cairan terpenuhi