Sabtu, 04 April 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS DEMAM TYFOID PADA AN.R DENGANGANGGUAN KEBUTUHAN DASAR NUTRISI

KASUS :

Pada tanggal 6 agustus 2014  an  R  12 tahun dibawa h kerumah sakit oleh ayahnya tn.w 45 tahun dengan kondisi pasien TD,90/70 mmHg ,N.70X /menit ,P.20X/menit  S.37,1 ˚c.Dan mulai timbul keluhan kesakitan sejak 2 hari yang lalu pada daerah kepala dengan keluhan utama klien mengatakan demam disertai sakit kepala,mual,tiap kali makan dan muntah – muntah 3x sehari...

PENGGUNAAN BAHASA
            Teknik komunikasi yang dilakukan pada pasien
Perawat : assalamualaikum pak selamat siang, perkenalkan nama saya ratna saya perawat yang bertugas  hari ini di ruangan ini , sebelumnya anak bapak keadanya bagimana ?
Tuan w : 2 hari yang lalu anak saya membeli makanan di pinggir jalan setelah itu anak saya mengalmi demam tinggi  pada sore dan malam hari  pada paginya sudah merasa baikan namun ketika menjelang malam dia merasa demam .
Perawat :obat apa yang diberikan sama anaknya pak  dan keluhan apa yang dirasakan pada anak bapak ?
Tuan w: parasitamol sus, keluhannya demam,sakit kepala ,mual tiap kali makan , muntah-muntah 2x sehari
Perawat : baik pak saya akan mengimfus anak bapak kemudian akan saya beri obat .
Tuan   w: ya sus
Perawat : baik pak saya akan memberi obat anti biotica golongan chioramphenikkol ,thiamphenikol,chioflaxacin .
Pasien : sus saya tidak mau minum obat , obatnya pahit sus ..
Perawat: adik obat ini tidak pahit,adik harus minum obat supaya cepat sembuh,
Pasien : iya sus saya akan minum obatnya,,
Perawat : iya dik terima kasih atas partisipasinya ,semoga cepat sembuh ya dik,minum obatnya yang teratur yaa,





ARGUMENTASI

-PENGERTIAN
            Tipes adalah penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yan disebabkan olh kuman salmonella paratyphi A,B dan C, selain ini dapat menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septicemia (tidak menyerang usus)
            Kuman tersebut masuk melalui saluran pencernaan setelah berkembang biak kemudian menembus dinding usus menuju saluran limfa, masuk kedalam pembuluh darah dalam waktu 24-72 jam. Kemudian kembali ke pembuluh darah yang menimbulkan berbagai klinis.

-ETIOLOGI
            Penyakit tipes bias menyerang manusia mulai dari balita hingga dewasa, sebab sumber penyebab tipes krap kali disebabkan oleh kurang adanya perhatian terhadap kebersihan sehingga virus atau bakteri penyebab tipes dengan leluasa berkmbang pada tempat-tempat seperti kotoran juga bekas air cucian gelas, sendok, pirig dan lannya dengan kondisi air yang yang tidak diganti dengan keadaan tangan yang selalu kotor.
            Penyebab penyakit tipes pada umumnya terdapat pada makanan yang sudah basi, daging mentah.maupun kotoran bakteri masuk dalam perut karena tertelan lewat makanan atau minuman yang sudah tercemar, kemudian bersarang di usus halus dan menggoroti dinding usus seperti yang menyebabkan usus bisa terluka dan sewaktu-waktu tukak tipus bias jebol dan usus bolong dan mengakibatkan pendarahan
            Penularan penyakit tipes kebanyakan terjadi melalui kotoran yang terdapat banyak kuman, termasuk kuman yang hidup normal dalam usus hewan, ternak dan reptile, sumber daging unggas yang kurang matang , telur, melalui anjng, kucing, makanan dan minumn tercemar juga orang sehat tetapi membawa kuman (carrier) atau jga bisa dari air kencing dan penderita tipes
1.      Gejala
Gejala yang dialami penderita tipes dapat diuraikan menjadi berikut ini :
a.       Panas badan yang semakin hari semakin tinggi , terutama pada sore dan malam hari terjadi selama 7-10 hari, kemudian panasnya menjadi konstan dan continue.umunya paginya sdah merasa baikan namun ketika menjelang malam kondisi mulai menurun lagi.
b.      Pada fase awal timbul gejala lemah, sakit kepala, infeksi tenggorokan, rasa tidak enak di perut sembelit atau terkadang sulit buang air besar dan diare.
c.       Pada keadaan yang berat penderita bertmbah sakit dan kesadaran mulai menurun
2.      Pencegahan
Penyakit tipes dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang tecemar dengan kuman tipes salmonella typhosa, kotoran, atau air kencing dari penderita tipes
            Hindari  jajanan pinggir jalan terlebih dahulu atau telur ayam yang dimasak setengah mtang pada kulitnya tercemar tinja ayam yang mengandung bakteri tipes.
            Untuk mencegah agar seseorang terhindar dari penyakit ini kni sudah ada vaksin tipes atau tifoid yang disuntikkan atau secara umum obat dan dapat melindungi seseorang dalam waktu 3 tahun mintalah dokter anda memberikan imunisasi tersebut.
3.      Pengobatan
Penyakit ini tidak terlalu parah namun sangat dapat mengganggu aktivitas kita yang sangat dibutuhkan adlah istrahat total selama beberapa minggu bahkan bulan. Pengobatan pada penderita ini meliputi tirah baring diet rendah serat tinggi kalori dan protein, obat-obattan yang berupa antibiotika. Obat untuk penyakit tipes adalah antibiotika golongan chiorampherikol, thiampherikol, chiofloxacin dll. Yang diberikan selama 7-10 hari lamanya, pemberian antibiotika ini harus cukup sesuai resep yang diberika dokter. Jangan dihentikan bila gejala demam atau lainnya sudah redah selama 3-4 hari minum obat. Obat harus diminum sampai (7-10 hari) bila tidak , maka bakteri yang ada didalam tubuh pasien belum mati semua dan kelak akan kambuh lagi.
4.      Cirri-ciri umum penyakit tipes
a.       Demam denagn panas yang semakin lama semakin tinggi, gejala ini biasa terjadi pada minggu ke 2 dan ke 3 selama 7-10 hari dan baru turun perlahan-lahan pada minggu ke 4.
b.      Selama demam tinggi penderita sering mengigau dan ingatannya menurun atau tidak dapat berfikir secara jelas
c.       Hilangnya nafsu makan, sehingg menyebabkan badan terasa lemas dan berat badan berkurang
d.      Otot terasa nyeri
e.       Buang air besar tidak teratur sembelit dan diare
f.       Sakit kepala yang hebat menggigil dan keluar keringat dingin
g.       Mual dan muntah-muntah dan perut terasa sakit
h.      Batuk dan peradangan pada cabang tenggorokan
i.        timbul beberapa timbul beberapa berck kecil berwarna merah dadu didaerah dada dan perut

-PATOFISIOLOGI
            Semua spesies salmonella patogen ditelan oleh selfgosit ,yang kemudian masuk melalui mukosa dan kemakrofag dalam lamina propria .nontyphoidal salomonella merupakan fagosit ilium distal dan kolon .dengan respetor tl seperti (TLR) -5 dan TLR -4 / MD2/CD-14 kompleks , magrofag mengenali pola molekuler pathogen .asosiasi (PAMPS) seperti flagella dan lipopolysaccharides mgrofag dan sel epitel usus kemudian menarik sel T dan neutrofl dengan nterleukin 8 (IL-8) ,menyebabkan imflamasi dan menekan infeksi.
            Berbeda dengan salmonella nontypholdal,S thypi masuk kesistem host terutama melalui ilium distal .styphi  yang berperan pada fimbriare masuk kejaringan limfoid di ilium (payer patch) ,titik relay utama untuk makrofag dari usus kedalam system limptik .S typhi mmpunyai antigen vi kapsuler yang merupakan mask pamps ,yang menghindari imflamasi neutrofil bakteri kemudian memicu magrofag tuan rumah mereka untuk menarik lebih banyak macrophages.
            Magrofag seluler merp mesin nt reprodusi mereka seperti yang dilakukan melalui kelenjar getah bening mesenterika keduktus toraks dan limfatik dan kemudian masuk melalui jaringan retikuloendotelial hati,limpa,sumsum tulang ,dan kelejar getah bening . sesampai disana bakteri Styphi berdiam diri dan terus berkembang biak sampai beberapa batas ambang. Kritis tercapai. Setelah itu, bakteri menginduksi apoptosis  makrofag , pecah kedalam aliran darah untuk menyerang tubuh .
            Kantung empedu tersebut kemudian terinfeki karena bakteremia atau peluasan langsung dari S typhy empedu  yang terinfeksi , hasilnya adalah bahwa organisme kembali memasuki saluran perencanaan dalam empedu dan mengnfeksi ulang tuan rumah biasanya tersimpan dan kemudian menginfeksi hosts.   

PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Menurut kami apabila pasien yang terkena tipes atau terkena infeksi bakteri pada usus halus  yang harus diperhatikan adalah  menjaga pola hidup sehat dan pola makan yang dijaga agar tidak mudah terkena penyakit tipes .

Pengkajian Kebutuhan Dasar
A.     Kebutuhan nutrisi
TB : 139 cm
BB :
-INJEKSI TONIT 1 AMP  1V/12 JAM SEBELUM SAKIT : 30 KG
            - SELAMA SAKIT    :29 KG
KEBIASAAN  MAKAN : 3X / SEHARI SECARA TIDAK TERATUR
KELUHAN SAAT INI   :     - KLIEN MENGATAKAN DEMAM
      -KLIEN MENGATAKAN SAKIT KEPALA
      -KLIEN MENGATAKAN MUAL TIAP KALI MAKAN
      -KLIEN MENGATAKAN MUNTAH 2 KALI
            TERPASANG INFUS : -DIMULAI TANGGAL 6/8/2014
                                    -JENIS CAIRAN RL 500 ML
PORSI MAKAN YANG DIHABISKAN: -KLIEN MENGATAKAN 1 PORSI    MAKAN
                                                                   -KLIEN MENGHABISKAN 2 SENDOK MAKAN
TERAPI YANG DIRESEPKAN
            -INJEKSI RANITIDIN 1 AMP 1V/12 JAM
            -OBAT ORAL
                   ANTASIDA
                    B6

KLASIFIKASI DATA
A.DATA SUBJEKTIF:
            -KLIEN MENGATAKAN DEMAM
            -KLIEN MENGATAKAN SAKIT KEPALA
            -KLIEN MENGATAKAN MUAL TIAP KALI MAKAN
            -KLIEN MENGATAKAN MUNTAH 2 KALI
B.DATA OBJEKTIF:
            -KU LEMAH
            -PORSI MAKAN YANG DIHABISKAN 2 SENDOK
            -BB TURUN 2 KG
            -ttv : td : 90/70 mmhg
                     S : 3,1 ˚c
                     N : 64 x /m
                    P : 20  x /m
            -konjungtiva nampak pucat
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      NUTRISI kirang dari kebutuhan b/d dengan intake yang kurang, d tandai gengan :
DS  - klien mengatakan  tidak  napsu makan
       -klien mengatakan mual tiap kali makan
       -klien mengatakan munta 2x

DO –ku : lemah
      -porsi makan yang dihabiskan dua sendok
      -BB turun 2 kg
      -TTV : TD : 90/70 mmHg
                 N  :64 X/m
            S :37,1 ˚c
            P :20x/m



INTERVERENSI KEPERAWATAN

no
              Diagnosa keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Interverensi
Rasional
1
   Nutrisi b/d integ yang kurang ditandai dengan
Ds : klien mengatakan demam 
Ds : -ku : lemah
       -TTV : TD :90/70
                 S   :37,1 ˚c
                 P   :20x/m
                 N   :64x/m

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x8 jam ,klien mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya dengan kriteria hasil
-          Demam mulai turun sampai dengan hilang .
1.Kaji status nutrisi klien .
2.memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering .
3. menganjurkan pada keluarga untuk memperhatikan  asupan nutrisi .
4.kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
- antasida
-b6
1. untuk mengetahui perubahan dan perkembangan nutrisi pasien .
2.untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien .
3.untuk mempertahankan asupan nutrisi



4. -antasida membantu menetralkan asam lambung .
   - b6 membantu dalam mencegah masalah sirkulasi darah











IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No.
Hari/TANGGAL
        JAM
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.
Rabu/ 06-08-08.00





09.00
1.      Pengkajian status nutrisi klien hasil: terjadi penurunan asupan nutrisi
2.      Memberikan pasien makan dalam porsi kecil tapi sering. hasil: klien makan 3-4 sendok tiap ½ 1 jam

Mengabsorbsi  dengan dokter dalam pemberian obat : antasida, B6 hasil:klien menerima tindakan
S : klien mengatakan masih mual dan muntah 2x


O : klien menghabiskan 3-4 sendok makan



A : masalah belum teratasi


P : intervensi  di lanjutkan

Intervensi dan implementasi 
a.       peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salimonella tyhi
tujuan :
            suhu tubuh normal / terkontrol
kriteria hasil :
1.      pasien melaporkan peningkatan suhu tubuh
2.      mencari pertolonggan untuk pencegahan peningkatan suhu tubuh.
3.      Turgor kulit membaik

Intervensi;
1.      Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang peningkatan suhu tubuh
Rasional;
Agar klien dan keluarga m,mengetahui sebab peningkatan suhu tubuh dan membantu menguranggi kecemasan yang timbul
2.      Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis dan menyerap keringgat
Rasional;
Untuk menjaga agar klien merasa nyaman, pakaian tipis akan memantu mengurangi penguapan tubuh
3.      Batasi penggunjung
Rasional;
Agar klien merasa tenang dan udara dalam ruanggan tidak merasa panas
4.      Observasi TTV tiap 4 jam sekali
Rasional;
Tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien 2,5 liter / 24 jam
5.      Memberikan kompres air hangat
Rasional; untuk membantu penurunan suhu tubuh

b.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan, berhubunggan dengan anoreksia.
Tujuan; pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi adekuat kriteria hasil
1.      Nafsu makan meningkat
2.      Pasien mampu menghabiskan makanan dengan porsi yang diberikan
Intervensi;
1.      Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan / nutrisi
Rasional;
Untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi sehingga motivasi untuk makan meningkat .
2.      Timbang berat badan klien setiap 2 hari.
Rasional;
Untuk mengetahui peningkatan dan penurunan berat badan.
3.      Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak serat,tidak merangsang, maupun menimbuljan banyak gas dan dihidangkan masih hangat.
Rasionali:
untuk meningkatkan asupan makanan karena midah ditelan.
4.      Beri makan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
Rasional:
Untuk menghindari mual dan muntah
c.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan/ bed rest
Tujua:pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari / AKS optimal
Kriteria hasili ;
1.      Kebutuhan personal terpenuhi
2.      Dapat melakukan gerakan yang bermanfaat bagi tubuh memenuhi AKS dengan tehnik penghematan energi
Intervensi;
1.      Beri motifasi pada pasien dan keluarga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan  misalnya; miring kanan miring kiri
Rasional;
Agar pasin dan keluarga memngetahui pentingnya mobilisasi bagi pasien yang bedrest
2.      Kaji kemampuan pasien dalam beraktifitas /makan, minum
Rasional;
Untuk mengetahui sejauh mana kelemahan yang terjadi.
3.      Dekatkan keperluan pasien dalam jangkauanya
Rasional;
Untuk mempermudah pasien dalam melakukan aktivitas
4.      Berikan latihan mobilisi secara bertahap sesudah demam hilang
Rasional;
Untuk menghindari kekuatan sendi dan mencegah adadanya dekubitus
d.      Gangguan keseimbangan cairan(kurang dari kebutuhan )berhubungan dengan cairan yang berlebihan (diare/muntah). Tujuan; tidak terjadi gangguan keseimbanggan cairan
Kriteria hasil ;
1.      Turgor kulit meningkat.
2.      Wajah tidak nampak pucat
Intervensi;
1.      Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada pasien dan keluarga.
Rasional;
Untuk mempermudah pemberian cairan (minum)pada pasien.
2.      Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan
Rasional;
Untuk mengetahui keseimbangan cairan 2,5 liter / 24 jam
3.      Anjurkan pasien untuk banyak minum
Rasional;
Untuk memenuhi kebutuhan cairan
4.      Observasi kelancaran tetesan infus
Rasional;
Untuk pemenuhan kebutuhan cairan dan mencegah adanya ODM
5.      Kolaborasi dengan dokter untuk terapi cairan (oral / parenteral)
Rasional;
Untuk pemenuhan kebutuhan cairan yang tidak terpenuhi
Evaluasi
Dari hasil intervensi diatas , evaluasi yang di harapkan;
a.       Suhu tubuh normal (36˚c) atau terkontrol
b.      Pasien mampu mempertahankan kebutuhan nutrisi  adekuat
c.       Pasien bisa melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari optimal

d.      Kebutuhan cairan terpenuhi

Tidak ada komentar: